Skip to content
SALAKANAGARA INSTITUTE

SALAKANAGARA INSTITUTE

Yayasan Kajian Kemanusiaan dan Demokrasi

Primary Menu
  • BERANDA
  • TENTANG KAMI
    • PROFIL SALAKANAGARA INSTITUTE
    • PENGURUS SALAKANAGARA INSTITUTE
    • PENGELOLA WEBSITE
  • OASE
  • OPINI
  • FOKUS BANTEN
  • INFO SI
  • NEWSLETTER SI
    • EDISI 1
    • EDISI 2
  • FOKUS
  • INSIGHT
  • Home
  • BUKU
  • Melacak Akar Kemiskinan dan Kesejahteraan
  • BUKU

Melacak Akar Kemiskinan dan Kesejahteraan

SI 7 September 2024

A. Suryana Sudrajat

Judul: Why Nations Fail: The Origins of Power, Prosperity, and Poverty

Penulis: Daron Acemoglu dan James A, Robinson

Penerbit: Profile Books

Halaman: 556

ISBN: 978-1-8466-8430-2

Ini buku lawas terbitan 2012 yang masih menjadi rujukan dan bahan perdebatan sampai sekarang.  Ditulis  Acemoglu, ekonom keturunan Turki yang mengajar di dua universitas terkemuka, MIT (Amerika Serikat) dan LSE (Inggris), dan James Robinson, ekonom dan ilmuwan politik dari Inggris yang mengajar di Harvard University, Amerika Serikat. Buku ini ingin menjawab mengapa ada negara-negara yang rakyatnya hidup makmur, di satu pihak, sedangkan di pihak lain ada negara-negara yang rakyatnya berkubang dalam kemiskinan.  Apakah karena faktor-faktor  geografi, budaya, dan faktor  kepemimpinan?

Dikatakan, misalnya, negara-negara kaya menjadi kaya karena mereka dianugerahi pemimpin yang tahu menyelesaikan masalah sedangkan negara-negara miskin tetap miskin karena mereka dipimpin oleh orang-orang yang tidak tahu cara menyelesaikan masalah. Argumen ini dianggap lemah karena sangat terpaku pada  analisis  individual pemimpin masing-masing negara.

Begitu pula dengan argumen geografi, yang  tidak mampu menjelaskan mengapa Singapura yang berada di iklim tropis lebih makmur ketimbang Kazakhstan yang berada di iklim  sejuk. Argumen budaya juga tidak mampu menjelaskan mengapa dua Korea (Korea Selatan dan Korea Utara) yang memiliki budaya yang sama tetapi  memiliki kondisi kemakmuran yang jauh berbeda.

Menurut Acemoglu dan Robinson,  jawaban atas pertanyaan itu terletak pada peran lembaga-lembaga politik dan ekonomi. Kedua ilmuwan ini membagi institusi politik dan institusi ekonomi ke dalam dua bentuk. Pertama, institusi politik dan ekonomi yang inklusif. Kedua, institusi politik dan ekonomi yang ekstraktif.  Menurut  mereka,  negara dengan institusi-institusi politik dan ekonomi ekstraktif cenderung miskin, sedangkan negara-negara dengan institusi politik dan ekonomi yang inklusif cenderung kaya.

Acemoglu dan Robinson mendefinisikan institusi politik yang inklusif sebagai sebuah institusi yang tidak hanya menguntungkan segelintir elite yang berkuasa. Tetapi institusi yang  membuka peluang kepada masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam proses politik. Institusi politik yang inklusif  ditandai dengan adanya batasan terhadap elite penguasa melalui mekanisme checks and balances, serta adanya rule of law yang melindungi segenap warga negara.

Institusi politik yang inklusif, menurut Acemoglu dan Robinson akan menciptakan institusi ekonomi yang inklusif pula. Institusi ekonomi yang inklusif ini ditandai dengan adanya jaminan akan hak milik dan paten, kemudahan berusaha dan akses terhadap pasar yang terbuka. Selain itu,  adanya dukungan negara untuk memberikan akses yang mudah terhadap pendidikan dan kesempatan yang sama bagi semua warga negara untuk berpartisipasi dalam kehidupan ekonomi.

Adapun  dalam institusi politik ekstraktif, kekayaan akan diakumulasikan hanya untuk elite penguasa. Institusi politik yang ekstraktif ditandai dengan terkonsentrasinya kekuasaan politik di tangan segelintir orang tanpa adanya checks and balances, serta lemahnya rule of law. Institusi politik ekstraktif akan menghadirkan institusi ekonomi yang ekstraktif pula,  di mana segala sumber daya  digunakan untuk kepentingan elite penguasa.

Jika kita menggunakan teori yang dikemukakan Acemoglu dan Robinson, apakah negara  kita sedang menuju ke arah kemakmuran, Indonesia Emas, atau justru sedang mengarah menjadi negara gagal?

SI
Author: SI

Yayasan Kajian Kemanusiaan dan Demokrasi

Post Views: 454

Continue Reading

Previous: Mengapa Kita Melakukan Hal yang Kita Lakukan
Next: Crises of Democracy

ARTIKEL LAIN

Politik Jatah Preman dan Relasi Kuasa Negara
  • BUKU

Politik Jatah Preman dan Relasi Kuasa Negara

25 Juni 2025
Ajakan  Filosof Muslim 1000 Tahun Lalu
  • BUKU

Ajakan  Filosof Muslim 1000 Tahun Lalu

11 Juni 2025
Legasi Mar’ie Muhammad
  • BUKU

Legasi Mar’ie Muhammad

10 April 2025

JANGAN LEWATKAN

Masihkah Kemerdekaan Milik Rakyat
  • OPINI

Masihkah Kemerdekaan Milik Rakyat

6 September 2025
ORGANISASI MASYARAKAT DAN PERAN  KONTROL SOSIAL
  • FOKUS

ORGANISASI MASYARAKAT DAN PERAN  KONTROL SOSIAL

29 Juni 2025
Penegak Hukum Lemah, Premanisme di mana-mana
  • FOKUS

Penegak Hukum Lemah, Premanisme di mana-mana

29 Juni 2025
Politik Jatah Preman dan Relasi Kuasa Negara
  • BUKU

Politik Jatah Preman dan Relasi Kuasa Negara

25 Juni 2025
Copyright © SALAKANAGARA INSTITUTE