
Oleh: C.R. Nurdin
“Hari ini kami resmi meluncurkan program sekolah gratis di Provinsi Banten untuk pendidikan tingkat SMA, SMK, dan sekolah swasta” (Gubernur Provinsi Banten, Andra Soni, pada Hari Pendidikan Nasional, di Kota Tangerang, 02 Mei 2025)
Kota Tangerang jadi inspirasi. Di kota ini pula, Sahabat Andra Soni (SAS) senam massal gemoy, di lapangan parkir CBD, Ciledug, Kota Tangerang, Sabtu 19 Oktober 2024. Pesan utama yang disampaikan dalam kampanye pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten (Andra Soni dan Dimyati Natakusumah) itu: sekolah gratis.
Pasangan calon gubernur dan wakil guibernur Banten nomor urut 2 ini kemudian terpilih, dengan dukungan sebanyak 3.102.501 suara (55,88%). Pasangan nomor urut 1, Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi, mendapatkan dukungan sebanyak 2.449.183 suara (44.12%).
Berikutnya, Gubernur Andra Soni dan Wakil Gubernur Dimyati Natakusumah datang lagi ke Kota Tangerang, bukan untuk senam Gemoy, melainkan untuk meluncurkan sekolah gratis, sebagaimana janji kampanye sebelumnya.
“Hari ini, kami resmi meluncurkan program sekolah gratis di Provinsi Banten untuk pendidikan tingkat SMA, SMK, dan SKh swasta,” kata Gubernur Andra Soni, lalu disambut tepuk tangan panjang hadirin peringaan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025. Gubernur mengakui, Kota Tangerang jadi inspirasi sekolah gratis.
“Titik nol kilometer” program sekolah gratis itu, dimulai dari kelas 10 di 881 sekolah swasta, dari 1.200-an buah sekolah, dengan anggaran Rp295 miliar, tahun 2025. “Sekolah gratis akan dilakukan bertahap, dan hadir, antara lain, untuk memastikan tak ada anak didik putus sekolah di Provinsi Banten,” kata Gubernur.
Untuk menunjang keberhasilan program sekolah gratis itu, Gubernur Andra Soni meluncurkan pula Bang Andra, akronim dari bangun jalan desa sejahtera. Di banyak desa di daerah pedalaman misalnya, perlu dibangun jalan, antara lain, untuk mempermudah pergi pulang para murid dari rumah ke sekolah. Sejahtera dalam program Bang Andra, boleh jadi, dari Wakil Gubernur Dimyati Natakusumah yang memang berasal dari partai yang memiliki nama sejahtera, Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sebagai bagian dari program sekolah gratis itu, kabarnya, akan dibangun pula Sekolah Garuda di beberapa kabupaten/kota, dengan konsep boading school (sekolah ber-asrama) khusus untuk keluarga yang tak mampu. Nama Garuda, ini boleh jadi, gagasan dari Gubernur Andra Soni sendiri yang memang berasal dari partai berlambang kepala burung garuda (Gerindra).
Musuh: Kemiskinan dan Kebodohan
Salah satu faktor keterpilihan atau daya tarik pasangan Andra Soni dan Dimyati Natakusumah, boleh jadi, sekolah gratis. Kampanye ini jadi magnet khalayak pemilih di Provinsi Banten.
Mereka tahu persis, tingkat pendidikan warga Banten rata-rata lulus SMP – dan perlu ditingkatkan. Juga, mereka tahu pasti, musuh di Provinsi Banten itu, sejak lama, kemiskinan dan kebodohan, yang juga sering disampaikan oleh tokoh pembentukan Provinsi Banten, Tryana Sjam’un. Maka, sekolah gratis jadi penting dan relevan untuk memenangkan “peperangan” melawan kebodohan.
Sistem atau pola dan format sekolah gratis, seperti diakui Gubernur Andra Soni, bukanlah konsep yang sudah final, apalagi sempurna. Gubernur ingin dikritik untuk perbaikan sistem agar sekolah gratis tepat sasaran dan mencapai tujuan.
Kritik pertama, datang dari pasangan calon gubernur Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi saat debat di televisi. Pembangunan unit sekolah baru, beasiswa, termasuk penting dan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan warga Provinsi Banten.
Gubernur Andra Soni, tampaknya, kemudian menerjemahkan kritik ini dengan program pembangunan sekolah baru, berupa rencana pembangunan Sekolah Garuda. Kedua pasangan calon nomor urut 1 dan pasangan calon nomor urut 2 ini tentu sepakat memajukan pendidikan, meski dengan cara dan ciri atau pendekatan yang berbeda, seperti terekam dalam debat mereka di televisi, tempo hari.
Dari Cibaliung ke Harvard University
Seorang warga Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Muhamad Yani, berhasil diterima kuliah S-2 di Harvard Univesity (Amerika Serikat), dengan beasiswa penuh dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Mulai kuliah tahun 2025 ini.
Dia orang biasa, anak penjual nasi goreng, dan pernah menggelandang karena tak mampu membayar kontrakan. Salah satu catatan Ahmad Yani, di media sosialnya, “Setiap anak di Cibaliung harus bisa bermimpi tanpa batas…..bahwa anak desa pun bisa berdiri di panggung dunia”. Maka, siapa tahu akan banyak “Ahmad Yani” berikutnya, lulusan sekolah gratis di Provinsi Banten.
Presiden Prabowo Subianto, dalam pidatonya pada Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Kepresidenan (05/05/2025), menyinggung pula Harvard University. Presiden Prabowo mengaku pernah ingin jadi mahasiswa di salah satu universitas terbaik di dunia itu. “Namun, gagal. Akhirnya, saya masuk ke toko buku Harvard saja,” kata Presiden, lalu disambut gelak tawa para menteri.
Pamungkas. Selamat memulai program sekolah gratis. di Provinsi Banten! Dunia tak akan pernah kekurangan orang-orang yang pintar, tetapi mungkin saja, dunia kekurangan orang-orang yang jujur.
C.R. Nurdin, ketua PW PERSIS Banten 2021-2025, anggota Dewan Kehormatan PWI Banten 2024-2029).


