Skip to content
SALAKANAGARA INSTITUTE

SALAKANAGARA INSTITUTE

Yayasan Kajian Kemanusiaan dan Demokrasi

Primary Menu
  • BERANDA
  • TENTANG KAMI
    • PROFIL SALAKANAGARA INSTITUTE
    • PENGURUS SALAKANAGARA INSTITUTE
    • PENGELOLA WEBSITE
  • OASE
  • OPINI
  • FOKUS BANTEN
  • INFO SI
  • NEWSLETTER SI
    • EDISI 1
    • EDISI 2
  • FOKUS
  • INSIGHT
  • Home
  • INFO SI
  • Anak Ideologis Tryana Sjam’un
  • INFO SI

Anak Ideologis Tryana Sjam’un

SI 30 November 2023

H. Akhmad Jajuli

Anak genealogis  Tryana Sjam’un (TS) ada lima:  tiga laki-laki  dan dua perempuan. Termasuk cucu-cucunya dan nanti cicit-cicitnya, serta  seketurunannya. Tapi anak ideologis TS telah, sedang, dan akan senantiasa terus bertambah.

Pada usianya yang Ke-80 (23 November 2023) sejumlah  anak ideologis  TS telah lahir. Yakni sejumlah warga Banten yang tergabung dalam kepengurusan Salakanagara Institute (SI).

Manusia (human, mankind, homo sapiens, an-nas,  jelema) telah Allah SWT ciptakan dengan segala kesempurnaan ciptaan (fi ahsani taqwim). Dalam kesempurnaannya nanusia tampil sebagai makhluk yang berkelompok dan bekerjasama (zoon politicon), makhluk yang saling membantu (homo socius). Apabila “kesempurnaan” itu tidak dijaga, tidak dikelola dengan baik maka akan berpotensi  menjadi makhluk yang saling melemahkan dan bahkan memusnahkan pihak lainnya (homo homini lupus).

Saat menyelenggarakan acara tasyakuran ulang tahun ke-80 TS di Puri Salakanagara, Pandeglang, Sabtu, 25/11/2023) telah diterbitkan buku  bertajuk: “80 Tahun  Tryana Sjam’un untuk Kemanusiaan dan Demokrasi.” Buku ini sarat berisi kisah perjalanan hidup Beliau yang mengharu biru, gagasan-gagasan cemerlangnya, pengalaman hidupnya mulai tingkat lokal (kampung) hingga mendunia (global) serta segala warisan-warisannya (legacy).

Kemanusiaan (human being, humanity) dan demokrasi (democracy) adalah dua nilai kehidupan utama  TS yang terus diperjuangkannya secara konsisten. Kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan adalah kondisi kemanusiaan yang “tidak disukainya.” Dengan istilah yang digunakannya sendiri, sosiokapitalisme, TS menjadikan ilmu, pengalaman dan kekayaan yg dimilikinya digunakan untuk membantu dan menolong sesama manusia — tidak digunakannya untuk menindas atau mengeksploitasi sesama manusia, sebagaimana lazimnya kaum kapitalis. Paham yg digunakannya adalah “kapitalis yang berperikemanusiaan.”

Atas nilai-nilai  yang diusungnya selama ini TS telah mendirikan Yayasan Sumur Tujuh (Pendidikan Formal), Yayasan Saija Adinda (Perpustakaan), Lembaga Kajian, Penerbitan, dan lain-lainya. Langkah yang sangat baik untuk diikuti oleh tokoh-tokoh Banten lainnya.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara TS lebih memilih “cara demokrasi” sebagai perangkat untuk mensejahterakan manusia secara berkeadilan. “Demokrasi” dalam arti yang sesungguhnya, yakni negara yang berkedaulatan rakyat dan takyat yang berdaulat untuk menata dan  mengurus kehidupannya untuk menjadi mulia sebagai manusia. Demokrasi yang benar-benar  ‘demos’ (rakyat) yang ‘kratos’ (yang mengatur pemerintahan) sesuai jargon: “Dari, Oleh dan Untuk Rakyat!” Demokrasi harus memastikan terjaminnya hak-hak rakyat (Hak Hidup, Hak Menyatakan Pendapat di Muka Umum, Hak Berserikat, Hak Beragama, Hak Jauh dari Rasa Takut, Hak untuk memperoleh Rasa Aman, Hak untuk memperoleh Pendapatan yang Layak), memastikan ikut sertanya rakyat dalam perumusan dan penetapan kebijakan-kebijakan  yang terkait kepentingan rakyat serta memastikan rakyat dapat berpartisipasi dalam penentuan urusan-urusan dan jabatan publik (Perumusan UU, Perda, Perdes, Pilkades, Pileg, Pilkada, Pilpres).

Seiring dengan pendirian SI ini TS telah bersiap mewakafkan sejumlah aset pribadi dan keluarganya untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan SI termasuk nanti penambahan lembaga-lembaga pendidikan formal dan nonformal — termasuk, nanti, Universitas Salakanagara.

Para Pengurus SI harus memahami dua nilai esensial yang selama ini diusung dan diperjuangkan oleh TS: “Kemanusiaan dan Demokrasi “

Para Pengurus SI, dan sejumlah warga Banten lainnya, akan “sah” menjadi anak Ideologis  Tryana Sjam’un apabila juga termasuk orang-orang  yang senantiasa memperjuangkan tetap diusungnya dan diperjuangkannya nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi.

Tentu saja semuanya harus terus dikerjakan dengan menghasilkan sejumlah karya dan sejumlah prestasi yang lebih baik dari hari ini — tidak sekadar menjadi bahan obrolan (ngawangkong) atau “ngadu bako” semata. Tidak boleh hanya sebatas menjadi bahan Rapat Kerja atau FGD (Focus Group Duscusion). Tapi harus dikerjakan (to do). Ulah ngan saukur ‘heueuh bueuk’ atawa malah ‘ngabuntut bangkong’ (jangan sekadar Ya Ya tapi tidak pernah dilanjutkan atau berkelanjutan secara nyata).

Insya Allah!

SI
Author: SI

Post Views: 876

Continue Reading

Previous: Salam Redaksi
Next: Menggagas Salakanagara Award

ARTIKEL LAIN

SILATURAHMI  “BANTEN KUDU MAJU”
  • INFO SI

SILATURAHMI  “BANTEN KUDU MAJU”

18 Juni 2025
Mencari Solusi untuk Krakatau Steel
  • INFO SI

Mencari Solusi untuk Krakatau Steel

10 April 2025
Silaturahmi Menutup Tahun
  • INFO SI

Silaturahmi Menutup Tahun

13 Januari 2025

JANGAN LEWATKAN

Masihkah Kemerdekaan Milik Rakyat
  • OPINI

Masihkah Kemerdekaan Milik Rakyat

6 September 2025
ORGANISASI MASYARAKAT DAN PERAN  KONTROL SOSIAL
  • FOKUS

ORGANISASI MASYARAKAT DAN PERAN  KONTROL SOSIAL

29 Juni 2025
Penegak Hukum Lemah, Premanisme di mana-mana
  • FOKUS

Penegak Hukum Lemah, Premanisme di mana-mana

29 Juni 2025
Politik Jatah Preman dan Relasi Kuasa Negara
  • BUKU

Politik Jatah Preman dan Relasi Kuasa Negara

25 Juni 2025
Copyright © SALAKANAGARA INSTITUTE