Skip to content
SALAKANAGARA INSTITUTE

SALAKANAGARA INSTITUTE

Yayasan Kajian Kemanusiaan dan Demokrasi

Primary Menu
  • BERANDA
  • TENTANG KAMI
    • PROFIL SALAKANAGARA INSTITUTE
    • PENGURUS SALAKANAGARA INSTITUTE
    • PENGELOLA WEBSITE
  • OASE
  • OPINI
  • FOKUS BANTEN
  • INFO SI
  • NEWSLETTER SI
    • EDISI 1
    • EDISI 2
  • FOKUS
  • INSIGHT
  • Home
  • INFO SI
  • Mencari Solusi untuk Krakatau Steel
  • INFO SI

Mencari Solusi untuk Krakatau Steel

Sangat urgen  untuk  menyelamatkan PTKS yang memiliki pabrik baja terintegrasi mulai dari pabrik hulu sampai dengan hilir
SI 10 April 2025

Pada 9 Februari 2025, atas inisiatif Tryana Sjam;un (TS), Salakanagara Institute (SI)menyelenggarakan diskusi terbatas mengenai PT Krakatau Steel, yang dikabarkan sedang tidak baik-baik saja. Acara dihadiri Agus Nizar Vidiansyah, direktur SDM PTKS,  Andra Soni, yang beberapa waktu lalu  dilantik menjadi gubernur Banten, pengurus SI, dan beberapa wartawan senior.

Menurut TS, keberadaan PTKS yang bermula  dari Proyek Baja Trikora yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno pada 1960 itu, merupakan kebanggaan masyarakat Banten, Banyak orangtua yang mendambakan anak-anak mereka bekerja di pabrik baja yang berlokasi di Cilegon itu. Belum lagi kontribusinya terhadap pendapatan pajak daerah, penyerapan tenaga kerja, dan eksistensi Kota Cilegon sebagai “Kota Baja”. Maka kata TS, yang juga pendiri Provinsi Banten itu, sangat urgen  untuk  menyelamatkan PTKS yang memiliki pabrik baja terintegrasi mulai dari pabrik hulu sampai dengan hilir. Perusahaan BUMN ini memilik fasilitas pendukung. Yakni pelabuhan yang memiliki kedalaman laut 20 meter, pembangkit listrik berapasitas 400 MW, dan pengelolaan air i ndustri berapasitas 2000 liter per detik. TSberharap gubernur baru Banten,  Andra Soni, menjadi bagian penting dari upaya penyelamatan itu.

Tryana Sjam’un (TS), Andra Soni, Gubernur Banten, dan Agus Nizar Vidiansyah, Direktur SDM PTKS

Seperti dikemukakan Nizar Vidiansyah, kini PTKS mengalami kerugian terus menerus sehingga terpaksa menghentikan pengoperasian fasilitas produksi hulunya. Selain itu, perusahaan mengalami kesulitan keuangan sehingga  menandatangani perjanjian restrukturisasi utang, dan mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal kerja.Sementara itu dari serapan tenaga kerja, kata dia,  menjadi sangat berkurang. “Saat ini hanya 4.600 orang (dibanding saat beroperasi penuh, lebih dari 10.000 orang,” katanya. Dampak lainnya,  kontribusi untuk kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) rata-rata hanya Rp3,7 miliar (2014-2024) dibanding sebelumnya rata-rata sebesar Rp21,2 miliar pada tahun 201002013. Kontribusi pembayaran pajak juga otomatis turun, Padahal  kontribusi pembayaran pajak daerah selama 10 tahun terakhir telah lebih dari Rp1 triliun dan pembayaran pajak total lebih dari Rp30 triliun.

Lalu upaya apa yang diperlukan agar industri baja nasional itu terhindar dari kebangkrutan? Setidaknya diperlukan tiga hal. Pertama, dukungan finansial

BUMN Strategis dapatmenjalankan keberlangsungan aktivitas bisnisnya dan terus meningkatkan kinerja,  serta  melakukanpengembangan sehingga dapat berperandalam peningkatan ekonomi Provinsi Banten. Kedua pengendalian impor produk baja danpenerapan harga gas bumi yang kompetitifagar industri baja domestik dapat tumbuh danberkembang. Ketiga, moratorium investasi secara selektif, untuksektor industri baja yang terdapat kelebihan kapasitas.

Memotivasi Mahasiswa

Pada Ahad minggu ketiga Februari, Ketua Badan Pembina SI dan beberapa pengurus antara lain Dr. Saefudin, Suryana Sudrajat, Adjibulwathoni, dan Tb. Encep Chaerudin, yang juga Ketua Umum Yayasan Saija-Adinda, melakukan temu wicara dengan para aktivis mahasiswa yang  tergabung dalam Kumala  (Keluarga Mahasiswa Lebak), di Perpustakaan Umum Saija-Adinda, Rangkasbitung. Ini adalah organisasi mahasiswa  primordial yang didirikan oleh  Uwes Qorny (alm). TS dan  Aep (panggilan akrab Ketum SI Saefufudin), merupakan aktivis Kumala pada zamannya.

Temu wicara dengan para aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Kumala (Keluarga Mahasiswa Lebak), di Perpustakaan Umum Saija-Adinda, Rangkasbitung.

Beberapa pesan TS, menurut catatan Dr. Aep, anggota Kumala mesti  menjaga kekeluargaan atau duduluran,  Jika ada masalah dapat dibicarakan bersama, dan jika diperlukan dapat dibicarakan dengan para kumolot alias senior Kumala.TS mencontohkan model kekeluargaan Kumala antara dirinya dengan para pendiri seperti Uwes Qorny, Soeganda Priyatna, Badri Maulana, Hasan Alayidrus dan lainnya. Pasti ada dinamika, tidak selama setuju dengan kebijakan organisasi Uwes Qorny,  atau ada perselisihan lainnya. Namun, hal  itu tidak berlangsung lama dan dapat diselesaikan dengan bicara. Kebersamaan, saling menjaga, saling tolong dan rindu bertemu lebih besar dari lainnya. Kedua, tidak perlu merasa menjadi paling besar di organisasi tapi paling aktif. Ketiga, TS menekankan bahwa hidup itu harus bermakna dan sukses. Dengan kesuksesan seseorang  hidupnya bisa menjadi lebih bermakna. And last but not lesat, sangat penting menjaga etika dan Integritas.

Demikianlah, dan selamat meneruskan ibadah puasa. Salam.

Tb. Encep Chaerudin (kiri), Ketua Umum Yayasan Saija-Adinda saat menghadiri temu wicara.
SI
Author: SI

Yayasan Kajian Kemanusiaan dan Demokrasi

Post Views: 609

Continue Reading

Previous: Silaturahmi Menutup Tahun
Next: SILATURAHMI  “BANTEN KUDU MAJU”

ARTIKEL LAIN

SILATURAHMI  “BANTEN KUDU MAJU”
  • INFO SI

SILATURAHMI  “BANTEN KUDU MAJU”

18 Juni 2025
Silaturahmi Menutup Tahun
  • INFO SI

Silaturahmi Menutup Tahun

13 Januari 2025
Pesan Pembina SI
  • INFO SI

Pesan Pembina SI

15 Oktober 2024

JANGAN LEWATKAN

Masihkah Kemerdekaan Milik Rakyat
  • OPINI

Masihkah Kemerdekaan Milik Rakyat

6 September 2025
ORGANISASI MASYARAKAT DAN PERAN  KONTROL SOSIAL
  • FOKUS

ORGANISASI MASYARAKAT DAN PERAN  KONTROL SOSIAL

29 Juni 2025
Penegak Hukum Lemah, Premanisme di mana-mana
  • FOKUS

Penegak Hukum Lemah, Premanisme di mana-mana

29 Juni 2025
Politik Jatah Preman dan Relasi Kuasa Negara
  • BUKU

Politik Jatah Preman dan Relasi Kuasa Negara

25 Juni 2025
Copyright © SALAKANAGARA INSTITUTE