Skip to content
SALAKANAGARA INSTITUTE

SALAKANAGARA INSTITUTE

Yayasan Kajian Kemanusiaan dan Demokrasi

Primary Menu
  • BERANDA
  • TENTANG KAMI
    • PROFIL SALAKANAGARA INSTITUTE
    • PENGURUS SALAKANAGARA INSTITUTE
    • PENGELOLA WEBSITE
  • OASE
  • OPINI
  • FOKUS BANTEN
  • INFO SI
  • NEWSLETTER SI
    • EDISI 1
    • EDISI 2
  • FOKUS
  • INSIGHT
  • Home
  • TOKOH
  • Han Kang, Peraih Nobel Sastra 2024
  • TOKOH

Han Kang, Peraih Nobel Sastra 2024

SI 3 Desember 2024

RUDY MULYONO

Han Kang, penulis Korea Selatan, menjadi perempuan pertama Asia yang menerima hadiah Nobel Kesusastraan Tahun 2024. Ini sejarah baru. Ia mendapat  penghargaan bergengsi itu atas prosa yang mengangkat tokohnya menghadapi persoalan trauma historis dan menyingkap kerapuhan hidup manusia. Ia dipuji karena “gaya puitis dan eksperimental”-nya, hingga disebut oleh panitia Nobel sebagai “seorang inovator dalam prosa kontemporer”. Han juga disebut memiliki “kesadaran unik tentang hubungan antara tubuh dan jiwa, antara yang hidup dan yang mati”.

Han Kang digambarkan oleh dewan Hadiah Nobel sebagai seseorang yang telah “mengabdikan dirinya pada musik dan seni”. Ini menunjukkan bahwa karyanya melintasi batas rentang genre yang luas—seperti tentang kekerasan, kesedihan dan patriarki. Ia memenangkan 11 juta krona atau 810.000 poundsterling, jumlah yang diberikan kepada setiap pemenang Hadiah Nobel tahun ini.

Saat ia berumur 9 tahun, novelis ternama kelahiran kota Gwangju, 27 November 1970, ini pindah ke Seoul beserta keluarganya; tepatnya di empat bulan sebelum terjadinya Pergerakan Demokratisasi Gwangju pada Mei 1980. Sang ayah, Han Seung-won yang adalah seorang guru, juga menjadi novelis terkenal di negeri ginseng itu.

Setelah pindah ke ibu kota Seoul, selanjutnya Han Kang belajar sastra Korea di sebuah universitas di kota tersebut. Kemudian, ia mengajar penulisan kreatif di Institut Seni Seoul dan kini sedang menulis novel keenamnya. Sejak menerbitkan karya pertamanya berupa lima puisi pada 1993, ia pun terus melahirkan beberapa karya. Di antaranya yang popular ialah Love of Yeosu (1995), Baby Buddha (1999), Your Cold Hands (2002), My Name is Sun Flower (2002), Quietly Sung Songs (2007), The Vegetarian (2007), Human Acts (2014).

Pada 2016, ia memenangkan Penghargaan Internasional Man Booker, untuk karyanya berjudul The Vegetarian, sebuah novel yang berkisah tentang keputusan seorang wanita untuk berhenti makan daging. Buku yang telah dirilis hampir satu dekade sebelumnya itu—sebagai karya pertamanya yang dikenal secara internasional dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Deborah Smith, 2015—menggambarkan konsekuensi kekerasan bagi seorang wanita yang menolak tunduk pada norma asupan makanan.

Karyanya yang kuat mengangkat isu trauma sejarah ialah novel Human Acts, 2016. Han mengambil setting peristiwa sejarah yang terjadi di kota Gwangju sebagai landasan politiknya, tempat ia dibesarkan dan tempat ratusan pelajar dan warga sipil tak bersenjata dibunuh selama pembantaian yang dilakukan oleh militer Korea Selatan pada 1980.

Setelah meraih Nobel Sastra, penjualan buku-buku Han Kang melonjak tajam. Seperti dilaporkan melalui toko buku daring Korea Selatan—Kyobo Book Centre dan Yes24—tidak kurang dari 130.000 eksemplar terjual dalam waktu kurang dari 48 jam.

Namun, Han memang sosok yang konsisten dan jujur. Ia menyampaikan keprihatinannya atas kondisi kemanusiaan yang terjadi saat ini. Seperti dikabarkan banyak media resmi, Han Kang menolak mengadakan konferensi pers untuk merayakan penghargaan Nobel tersebut, sebagai bentuk penyikapannya atas tragedi global yang sedang berlangsung akibat perang Ukraina-Rusia dan konflik Israel-Palestina. Seperti dikutip Korea Times, melalui ayahnya, Han Seung-won (85), selama konferensi pers di Sekolah Sastranya, di Jangheung, (11/10/2024), “(Han) mengatakan kepada saya, ‘Dengan perang yang semakin intensif dan orang-orang mati setiap hari, bagaimana bisa kita akan konferensi pers atau mengadakan perayaan?” *

SI
Author: SI

Yayasan Kajian Kemanusiaan dan Demokrasi

Post Views: 543

Continue Reading

Previous: Narges Mohammadi Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian

ARTIKEL LAIN

Narges Mohammadi Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian
  • TOKOH

Narges Mohammadi Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian

16 November 2023

JANGAN LEWATKAN

Masihkah Kemerdekaan Milik Rakyat
  • OPINI

Masihkah Kemerdekaan Milik Rakyat

6 September 2025
ORGANISASI MASYARAKAT DAN PERAN  KONTROL SOSIAL
  • FOKUS

ORGANISASI MASYARAKAT DAN PERAN  KONTROL SOSIAL

29 Juni 2025
Penegak Hukum Lemah, Premanisme di mana-mana
  • FOKUS

Penegak Hukum Lemah, Premanisme di mana-mana

29 Juni 2025
Politik Jatah Preman dan Relasi Kuasa Negara
  • BUKU

Politik Jatah Preman dan Relasi Kuasa Negara

25 Juni 2025
Copyright © SALAKANAGARA INSTITUTE